auman garang
tertatap malang jadi sekedar hangus arang,,
lau pilu mata tajam
karena dunia tak masih beradu senyum di langit biru,,
Kau ku tungggu tuk
teteskan warna agar tak jadi legam..
dimana Engkau??
dan masih tak lelah
menatap celah langit,
sedikit cahaya
berontak tembus celahnya,
seperti sayatan
tipis pisau kilau di antara ruang bumi,
sayang hanya
sekejap,
lalu jadi mendung,
dan gelaap kembali,
menunggu langit
runtuh,
dan masih sayu dalam
hati meski sorot mata tak pernah layu,
giras bergumam ntah
tentang apa dia berucap,
menengadah dalam
ruangan tak bernama,
mana cahaya yang
kemarin ku lihat??