rinduku tak kering

|
dan masih tak mampu cegah dingin di sekian gulita malam
menggigil karena langit tetap pekat tanpa bintang di ujung rembulan
bersama kunang yang jadi angan,
perindu termenung takut tuk ucapkan kata,
tak berani coretkan kalimat,
tak mampu ungkapkan rasa

karena semakin petang di tiap hitam awan di atas sana
merasa tak pantas tuk sapa dirimu di tiap pagi
tak pantas ucapkan "selamat malam" tiap kau hendak terpejam
dan aku tak pantas tuk terjaga merindumu
karena ku lebih memilih terlelap sekarang

mencintaimu dalam diam
merindukanmu dalam sajak
memandangmmu tanpa tatapan
memaanggilmu dengan bisik
menyentuhmu dengan rasa
dan akan seperti ini
sampai rinduku kering
hingga kau sadar
aku tak pernah
hilang..

D E A  R

8 comments:

Unknown said...

like biiiaaannnggeetttt
hahahaha

jangan lama2 dipendam, ntar jadi jerawat....
:D :D :D
*peace ^_^V

b said...

:D hahhaa// thxs maa..

gag dipendam tenang ajjh :D

Unknown said...

hehehe
soale kata-katamu itu bikin orang penasaran.
kira-kira siapa ya yang ada di puisimu itu?
semoga dia ndak mengira puisimu itu untuk orang lain.
^_^

b said...

hahaha.. terserah yg baca. bebas untuk sapa saja// aku jga gag tau untuk siapa. dan si siaapa itu membacanya apa nggak :D :D :D

Unknown said...

ealah, pujangga memang punya banyak trik buat bikin pembaca tertarik...
sip sip sip
Lanjutkan !!!!!

:D :D :D

Unknown said...

Kereeenn.. :)

b said...

makasih ^^

Wahana Tinta said...

bagus, bisa diteruskan goresan dilembar kosong yang lebih banyak lagi, saya tunggu kumpusnya...